Pages

Rabu, 28 September 2016

Juara I Apresiasi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam Rangka Gebyar PAUD Tingkat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016




 Bersama Kepala IGTKI Jakarta Barat, Ibu Fera

 Bersama Bapak Kepala Dinas DKI

 Bersama Koordinator Penilik PAUD JB2, Ibu Loren



 Bersama Pak Wawan KASI PAUDNI DKI


Juara I Apresiasi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam Rangka Gebyar PAUD Tingkat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 pada 14 September 2016

Selasa, 26 Juli 2016

Mencegah Penyimpangan Orientasi Seksual pada Anak

Oleh: Hilman Al Madani (Yayasan Kita & Buah Hati)
dalam seminar Parenting KB & TKIT Fitrah Insani

"Tidak akan ada penyimpangan jika tidak terjadi masalah"

Sesungguhnya fitrah Laki-laki itu menjadi Pemuda, Suami & Ayah, sedangkan Perempuan akan menjadi Wanita, Istri & Ibu.

Lalu penyimpangan seksual pada anak terjadi karena genetikkah? Penelitian Simon Le Vay: pada kembar identik menunjukkan kembarannya tidak homo. Jadi,bagaimana pola asuh orang tua? bagaimana peran ayah/ibu? baik atau burukkah? bagaimana hubungan anak dengan ayah/ibu? adakah pelecehan seksual masa lalu yang tidak diceritakan & diselesaikan? bagaimana lingkungan si anak? apakah si anak terjebak/diancam dengan para pelaku LGBT? apakah ada perilaku anak yang dibiarkan & dikuatkan oleh lingkungan? atau pendidikan tentang seksualitas yang kurang karena dianggap tabu lalu si anak cari2/eksplorasi sendiri?

Data dilapangan, pelaku & kejadian sodomi makin banyak (dominan gay), Gay SD & SMP marak bermunculan, jumlah kaum homoseksual suatu negara setidaknya sebesar 10 % dari total penduduk (Alfred Kinsey), survey CIA tahun 2008 jumlah homoseks di Indonesia mencapai 16.6 juta, Indonesia urutan kelima terbanyak (www.topix.com), data Kemenkes 2012 jumlah homoseks di Indonesia 1.095.970 jiwa.

Jika sebelumnya kita berpikir bahwa, Laki-laki itu maskulin, tertarik pada perempuan, bekerja, kuat, melindungi & bertanggung jawab pada keluarga, sekarang? Jika sebelumnya perempuan itu feminim, tertarik pada laki-laki, mengasuh anak, mengurus rumah tangga di rumah, lembut pengayom, sekarang?

Anak yang dari kecil tidak mendapatkan pengasuhan yang patut & bahagia, tidak ada wiring (pemahaman) tentang pendidikan seksualitas yang benar & Seharusnya, ketika si anak mendapatkannya dari hal-hal yang porno, maka akan membentuk wiring (pemahaman) tentang seksualitas, lalu mengeluarkan dopamin, maka hanya akan bisa bahagia jika melihat hal-hal porno.

Dari data & fenomena sosial sekarang, apa yang harus dilakukan? Perbaikilah pola pengasuhan kita sebagai orang tua, ada peran ayah & ibu (dual parenting).

Seks (jenis kelamin) dan seksualitas (kepribadian, apa yang dipercayai, dirasakan, dipikirkan dan bagaimana bereaksi), bagaimana si anak bersosial dan berseksual, bagaimana anak tampil ketika anda berdiri tersenyum, berpakaian, tertawa dan menangis dan menunjukkan siapa diri kita. Seksualitas mau tidak mau, suka tidak suka, adalah bagian dari kehidupan kita.

Orientasi seksual ditentukan sejak pra natal (sejak dalam kandungan) & saat matur (pubertas/baligh). Sebenarnya, eksplorasi anak tentang seks sejenis (same sex attraction) belum menjadi LGBT, sampai akhirnya mereka memutuskan menjadi LGBT. Orientasi seksual dibentuk dari memori yang kuat sejak kecil, bahkan sebelum lahir (sejak indra pendengaran sudah berfungsi) dari kebiasaan sehari-hari.

Tahapan pendidikan seksualitas di 5 tahun pertama adalah fase rawan. Dengan siapa anak laki-laki/perempuan kita lebih lekat? Ibu, pembantu, Guru TK, Guru SD? Bagaimana peran ayah? kasar? otoriter? Bagaimana peran ibu? apakah lebih dominan? siapa role model (model diri) anak laki-laki/perempuan kita? apakah si anak terlalu dilindungi (over protective)?

Usia 0-1 tahun (oral) adalah fase penanaman, kenyamanan, dan penumbuhan kepercayaan.
Usia 2-3 tahun adalah fase pengawasan, toilet training yang akan berpengaruh terhadap perkembangan kontrol diri terhadap kemaluan hingga usia dewasa.
Usia 4-5 tahun (falik) adalah fase sadar pada kemaluannya, sadar pada kekelaminannya dan menerima sepenuh hati.
Usia 6-11 tahun (baligh/pubertas) adalah fase penguatan, hati-hati dengan bahaya laten (tersembunyi), trauma, adakah wiring (pemahaman/pengetahuan) tentang hubungan seksual baik melihat langsung atau lewat media.

Usia diatas 11 tahun (kelas VI SD keatas) adalah fase genital si anak memutuskan saya laki-laki atau gay? yaitu tentang Identitas seksual si anak, kenal, paham atau bingung? Terapkan tujuan pengasuhan untuk menanamkan identitas seksual pada anak, hati-hati dengan self hypnosis (terkaan diri anak): "jangan-jangan aku gay kali ya?" Untuk anak laki-laki, ajarkan tentang peran jenis laki-laki, bangganya menjadi laki-laki. Dari awal sudah menjadi pejuang dengan sel sperma terbaik berjuang menembus sel telur, dsb. Untuk anak perempuan, ajarkan bahwa anak perempuan memiliki rahim, kasih sayang, sosok kaya akan rasa, lembut dan mujahidah tanpa harus berjihad di medan perang.

Adakah pengalaman seks pertama kali si anak? dengan siapa & bagaimana? bagaimana si anak memutuskan orientasi seksual dan seperti apa? Menyikapi gejolak hormonal, perkuat penjelasan yang dibutuhkan anak dengan penjelasan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dampingi saat menjalani fase tersebut, sertakan konsekuensi jika melanggar. Jelaskan tentang kerusakan otak dan adab melihat (gambar atau video) / memandang. Jelaskan juga tentang dampak seks sejenis.

Jika anak di deteksi memiliki kecendrungan LGBT apa yang harus dilakukan? Tangkap perasaannya (misal: kamu sedih ya nak karena ibu tidak memperhatikanmu, kamu kesal yang nak karena ayah tidak meneleponmu?), kenali fase/bagian yang hilang, penuhi fase/bagian yang hilang tersebut, jelaskan apa yang seharusnya serta konsekuensinya (sepakati pilihan konsekuensi anak), pahamkan tentang tugas laki-laki dan perempuan serta bagaimana melakukannya, hadirkan Allah dan bagaimana tetap lurus di Jalan-Nya, perbanyak aktivitas ibadah dan hal-hal baik, dan putuskan dengan stimulan (penyemangat).


Jumat, 29 April 2016

Piknik Akhir Tahun (PAT) Jungle Land Sentul Bogor 28 April 2016

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah pencipta alam semesta, Piknik Akhir Tahun Kami di Tahun Ajaran 2015/2016 ini berlangsung lancar dari keberangkatan hingga pulang. Terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat untuk kelancaran acara ini, segenap guru & Kepala Sekolah KB & TKIT Fitrah Insani, Komite WOK Sekolah, dsb. PAT kali ini kami selenggarakan di Jungle Land, Sentul Bogor. Hari yang cerah, sehingga kami dapat menikmati banyak permainan di arena Jungle Land, mulai dari Dino park, Boat Blaster, Mini Coaster, Arung Jeram, Ontang-anting, Pertunjukkan Sains, dsb. Banyak kesan dan pesan pastinya, seperti juga banyak kekurangan & kelebihan dalam penyelenggaraan acara. Semoga bisa menjadi pengalaman dan pembelajaran di masa yang akan datang, insya Allah. :)